Predikat terburuk tak lama ini sudah disandang oleh penyelenggara ujian nasional tahun 2013. UN yang di jadwalkan akan dilaksankan pada 15 April 2013 secara serentak diseluruh Indonesia, terpaksa harus ditunda di 11 provinsi karena terlambatnya pendistribusian soal. Pencetakan lembar soal ujian di pusatkan di jakarta, dan hanya ditangani oleh satu perusahaan yang dipilih sebagai pemenang tender percetakan soal ujian nasional oleh PT. GHALIA PRINTING dengan penawaran tertinggi mencapai Rp. 22,4 milyar.
Dana yang di anggarkan oleh APBN untuk UN jumlahnya tidak main-main, yaitu mencapai RP 543,4 milyar yang sempat di blokir sebelumnya. Dan keluhan tiba-tiba muncul dari seorang siswa lewat salah satu jejaring sosial "jangan jadikan kami proyek besar anda dengan kualitas rendah pak. Jika memang anda ingin menjadikan kami proyek besar, tolong perbaiki kualitas lembar soal dan jawaban UN yang gampang sobek ini". Dan faktanya kertas memang mudah robek dan jika dihapus gampang mengelupas bahkan bolong. . (red: republika). Indikasi proyek terselubung mulai tercium dengan tidak beresnya kualitas kertas ujian tersebut.
Sistem UN tahun ini sangat membingungkan siswa, dari tahun kemarin ada 5 varian soal, sekarang lebih dikembangkan lagi menjadi 20 varian soal. Jadi, tiap siswa dalam satu ruang ujian mendapatkan soal yang berbeda. wow!!
Bisa dibayangkan, betapa stresnya para siswa ini dalam menghadapi UN. Banyak hal-hal irasional dilakukan siswa sebelum mereka menghadapi UN yang kesannya ada beban psikologis dalam diri mereka. Seharusnya ada perbaikan sistem dalam perbaikan UN tahun ini, mengingat ada warning keras sebelumnya oleh asosiasi guru di tahun 2012 kemarin untuk memikirkan lagi pengadaan UN ditahun 2013 ini, mereka sangat berharap untuk meniadakan UN sebagai patokan kompetensi siswa.
Mereka para siswa seakan dipersulit dengan UN sebelum mereka melajutkan pendidikan lebih tinggi lagi, sejauh ini mereka bersekolah hanya butuh bekal ilmu untuk melajutkan ke jenjang yang lebih tinggi dengan bukti ijazah yang didapat berdasarkan kompetensi akademik maupun nonakademik mereka disekolah. Tidak adil rasanya jika jerik payah mereka selama 3 tahun hanya dinilai dari ujian selama 3hari saja.
No comments:
Post a Comment